Kopda Muslimin mampu membayar Rp 120 juta ke eksekutor penembak istrinya. Terungkap uang sebesar itu didapat Kopda Muslimin diduga dari mertuanya alias dari orangtua korban dengan alasan alasan untuk pengobatan istri yang kena tembak. Uang itu justru digunakan untuk membayar eksekutor penembak.
Tak hanya itu, ternyata Kopda Muslimin minta tambahan uang Rp 90 juta kepada mertua untuk kabur. Seperti diketahui KopdaMuslimin membayar empat pelaku eksekusi penembakan dengan uang Rp 120 Juta sebagai bayaran untuk membunuh istrinya sendiri. Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi, di Mapolda Jateng mengatakan, saat korban R dibawa ke rumah sakit, KopdaMuslimin masih menemani.
Tak berselang lama, KopdaMuslimin melakukan transaksi dengan para eksekutor. "Ada uang Rp 120 juta untuk kompensasi kepada para pelaku," kata dia. Fakta yang mengejutkan lainnya, ternyata uang yang diberikan kepada para penembak diduga berasal dari mertua KopdaMuslimin yang seharusnya dibayarkan untukbiaya rumah sakitistrinya.
Kopda Muslimin memerintahkan pegawai di rumahnya untuk mengambil uang Rp 120 juta dari ibu mertua dengan alasan untuk pengobatan istri. Kemudian KopdaMuslimin kembali memerintahkan untuk meminta tambahan Rp 90 juta dengan alasan tambahan biaya rumah sakit yang kurang. "Ternyata Rp120 juta itu diberikan kepada para pelaku penembakan, sedangkan Rp 90 juta digunakan untuk melarikan diri," katanya.
Seperti diketahui, pada Senin (18/7/2022) yang lalu terjadi penembakan di sebuah perumahan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah. Korban merupakan istri prajurit TNI KopdaMuslimin yang saat ini masih dalam pengejaran tim gabungan TNI dan Polri. Alasan Sewa Pembunuh Bayaran
Alasan Kopda Muslimin (Kopda M) menyewa pembunuh bayaran menembak mati istrinya, Rina Wulandari terungkap. Kopda Muslimin merasa tidak kuat saat menjalani bahtera rumah tangga bersama Rina Wulandari hingga akhirnya berniat menembak mati istri. Hal tersebut terkuak saat tersangka penembakan istri anggota TNI, Agus Santoso alias Gondrong membeberkan keluhan KopdaMuslimin saat dihadirkan mensinkronkan keterangan kasus penembakan istri anggota TNI di Polrestabes Semarang,Rabu (27/7/2022).
Agus Santoso menuturkan saat itu Sugiyono alias babi mendatanginya di Magetan Jawa Timur. Babi menyampaikan order KopdaMuslimin yang ingin mencelakakan istrinya. "Saat itulah saya datang ke Semarang tiga minggu sebelum kejadian," ujarnya saat mensinkronkan keterangan di Polrestabes Semarang, Rabu (27/7/2022).
Kemudian Agus bertemu dengan KopdaMuslimin di kediamannya. Dia pun melakukan percakapan secara bisik bisik. "Keesokan hari pada saat malam Minggu bertemu lagi dengan KopdaMuslimin di daerah Padasan Simongan di situlah dia (Kopda Muslimin) mulai bercerita," tuturnya.
Menurutnya KopdaMuslimin menceritakan keadaan keluarganya. Suami korban tersebut merasa tidak kuat tekanan dari istri. "Dia (Kopda Muslimin) tidak kuat tekanan dari istrinya yang selalu mengekang.
Dia meminta agar istrinya dibunuh," tutur dia. Namun permintaan KopdaMuslimin tidak langsung diturutinya. Dia menyarankan agar sang suami tidak terburu buru membunuh istrinya.
"Jangan buru buru bang. Kasih pelajaran dulu. Kasih saja air kecubung. Kalau dia (Rina) sakit khan kembali ke suaminya. Saya bilang begitu," tuturnya. Pada akhirnya, saran Agus didengarkan oleh KopdaMuslimin dan memintanya mencari buah kecubung.
Rupanya KopdaMuslimin tidak berani mencampurkan kecubung ke minuman istrinya. "Bang Mus takut ketahuan istrinya jika mencampurkan kecubung ke minuman. Hari berikutnya juga begitu," tutur dia.
Agus menuturkan setelah empat hari mendatangi rumah KopdaMuslimin, untuk membatalkan pekerjaan tersebut. Dia meminta uang untuk jasanya dan transport pulang ke Magetan. "Saya dikasih uang segepok.
Seingat saya setelah dihitung jumlahnya Rp 2 juta setelah dapat uangnya saya pulang ke Magetan," tutur dia. Sesampainya di rumah, dirinya didatangi tetangganya yakni tersangka Dwi Septiono menawari senjata api Karena ingin tahu wujud pistol tersebut dia dihubungkan tetangganya kepada pemilik pistol melalui video call. "Saya lihat apakah pistol itu airsoftgun, rakitan atau asli, Setelah saya lihat asli.
Kemudian saya menelpon babi jika mau bisa transfer uang ternyata tidak bisa. Kemudian saya menelpon pemilik pistol dan menawarkan pistol itu dibayar di Semarang. Baca juga: Penyebab Autopsi Ulang Brigadir J Sulit Dilakukan Diungkap Tim Dokter Forensik
Baca juga: Video PSIS Datangkan Pelatih Asing asal Inggris Rory Grand Baca juga: Bawaslu Kota Semarang Tantang Mahasiswa Unkaha Sebagai Pemantau Pemilu 2024 Keduanya setuju dan langsung ke Semarang di daerah Bates," imbuhnya.
Sesampainya di Semarang, ia mempertemukan babi dengan Dwi Septiono. Saat itulah terjadi transaksi jual beli senjata api. "Senjata api itu harganya Rp 3 juta.
Tetapi saya potong Rp 1 juta. Yang meminta KopdaMuslimin," tutur dia.